Dari materi yang dipaparkan narasumber, NLP adalah salah satu cara untuk merekayasa perubahan perilaku dengan mengenali tahapan perkembangan manusia, cara berkomunikasi yang tepat, dan memahami bagaimana otak belajar. Untuk dapat mempengaruhi perilaku positif agar lebih dominan pada anak-anaknya, atau perilaku negatif agar berubah ke arah positif, orang tua perlu mempelajari teknik-teknik yang dapat digunakan untuk mewujudkannya, salah satunya adalah mempelajari NLP.
Outcomes yang diharapkan orang tua untuk berubah dari anak adalah perilaku negatif anak seperti berkata kasar, kurang hormat pada orang yang lebih tua, perilaku hidup yang kurang sehat, perilaku rebel atau memberontak pada anak, perilaku kurang disiplin serta perilaku asosial. Orang tua harus memiliki cara dan strategi dalam mengubah perilaku-perilaku negatif tersebut diantaranya adalah menggunakan teknik-teknik kunci dari NLP. Pembahasan ini akan menyorot pada tiga teknik NLP yakni Rapport, Flexibility dan Languange.
Rapport diartikan sebagai bersahabat, memiliki relasi yang harmonis, berempati yang memungkinkan seseorang dapat berkomunikasi dengan mudah. Building rapport bertujuan agar anak dapat merasa aman dan nyaman berproses belajar bersama orang tua. Terutama dalam kaitannya dengan upaya membantu anak merubah perilaku negatif ke perilaku yang lebih positif. Rapport menjadi pondasi awal yang dibangun orang tua pada anak. Karena dengan sikap ini orang tua akan lebih mudah masuk dalam diri anak, karena pada dasarnya perubahan perilaku adalah berasal dari motivasi diri, namun bagi anak, diperlukan contoh, dorongan dan motivasi dari eksternal untuk dapat berubah.
Strategi dalam membangun rapport diantaranya adalah melakukan pendekatan dengan mengajak ngobrol hingga kemudian orang tua dan anak saling mengetahui apa yang disenangi dan apa yang kurang disukai, mendekatinya secara fisik (physically touch) semisal duduk bersama dengan jarak yang dekat, berbicara dengan melakukan eye contact dan sesekali memegang tangannya atau mengusap rambutnya hal ini untuk menciptakan positive relationship antara orang tua dan anak.
Berbagai upaya membangun rapport tersebut bahkan sampai pada level spitritual. Berdasarkan wawancara dengan beberapa orang tua diantaranya melakukan upaya batiniah yakni dengan mengirimkan doa dan membaca surat Al-Fatihah setelah sholat pada anak agar tercipta ‘kabel’ batin yang menautkan hati antara mereka. Tentu saja ini merupakan effort orang tua didasari oleh background sisi Matching dan mirroring adalah dua konsep yang digunakan dalam psikologi perkembangan anak. Kedua konsep ini berkaitan dengan bagaimana anak belajar dan berinteraksi dengan lingkungan sosial mereka.spiritualisme Islam yang diyakininya.
Fleksibilitas (flexibility) dalam NLP berkaitan dengan perilaku. Fleksibilitas dalam perilaku yaitu melakukan sesuatu yang berbeda ketika peristiwa yang terjadi tidak sesuai dengan yang direncanakan atau diharapkan. Dalam menjelaskan fleksibilitas ini sebuah contoh peristiwa yang diamati oleh peneliti ketika hendak merubah perilaku hidup sehat pada anak. Perilaku hidup sehat pada anak diantaranya adalah makan makanan sehat contoh: mengonsumsi makanan yang kaya akan nutrisi seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, protein sehat, dan susu rendah lemak. Berolahraga secara teratur contoh mengikuti kegiatan fisik seperti bersepeda, bermain sepak bola, berenang, atau berlari setidaknya 1 jam setiap hari, tidur yang cukup contoh menjaga jadwal tidur yang teratur dan mendapatkan durasi tidur yang cukup sesuai dengan usia anak, kebiasaan cuci tangan mengajarkan anak untuk mencuci tangan secara rutin, terutama sebelum makan, setelah menggunakan toilet, atau setelah bermain di luar
Berikutnya adalah teknik language dalam NLP dimana bahasa adalah alat utama dalam berkomunikasi. Dalam rangka ingin merubah perilaku anak yang kurang baik, tidak bisa tidak orang tua harus berkomunikasi dengan anaknya. Komunikasi ini dapat verbal ataupun non verbal. Kekuatan dari bahasa positif yang digunakan dalam berkomunikasi merujuk pada dampak yang dimiliki oleh kata-kata dan ungkapan yang optimis dan memotivasi terhadap pemikiran, dan emosi anak. Dalam komunikasi berupa tanya jawab antara pendidik dan anak memperbincangkan tentang perilaku seorang anak yang bersikap rebel. Orang tua mengatakan dengan nada dan bahasa yang lembut bahwa itu perilaku tidak baik. Orang tua memberikan afirmasi positif pada anak yang tanpa diminta dan dengan inisiatifnya sendiri mencium tangan ayah/ibunya ketika berangkat ke sekolah. Orang tua mengatakan “ Waaaah,, pinternya anak sholeh”. Afirmasi positif tersebut menanamkan dalam benak dan pola pikir anak bahwa tindakannya adalah perilaku yang baik dan akan terus dilakukannya.
0 comments:
Post a Comment